Penyakit

Kemarin di harian Kompas hal. 1 ada artikel mengenai penyakit Campak. Wah...serem juga ya, ternyata penyakit ini membikin 10 anak di kab. Asmat Papua meninggal. Anakku yang sulung, Pandi, minggu yang lalu sakit dan menurut dokter internist dia kena Morbilli. Aku nanya teman yang dokter, morbilli itu ya semacam campak atau gabag kalo dalam bahasa Jawanya. Gejalanya yaitu nyeri tenggorokan,batuk, nyeri otot, demam tinggi, mata berair dan merah pilek dan rentan terhadap cahaya. Lalu ruam kulit yang agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala itu. Nah anakku ngga kena batuk, nyeri tenggorokan, nyeri otot & rentan cahaya. Dia hanya demam, kulitnya merah dan gatal .Maklum 13 tahun ngga pernah ngurusin anak kecil lagi jadi lupa deh sama tanda-tanda sakit campak. Sebetulnya semua anakku sudah lengkap dapat imunisasi waktu balita termasuk imunisasi penyakit campak, hepatitis. Tapi rupanya setelah baca artikel di Kompas itu orang-orang yang rentan campak selain anak yang belum mendapat imunisasi, juga remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi KEDUA. Seingatku sih setelah anakku lewat 12 tahun belum pernah dapat imunisasi lagi. Jadi....kalo begitu anakku belum dapat imunisasi campak yang kedua deh?? Dan imunisasi pada saat umur remaja ini ya baru aku tahu setelah baca artikel tersebut (apa aku yang kurang informasi ya???)
Waktu Pandi sakit sempat darahnya diperiksa di laboratorium. Dan hasilnya jumlah trombositnya mendekati angka minimum. Malam itu aku langsung memberi anakku susu Bearbrand,madu dan banyak minum air, selain minum obat penurun panas dan obat yang lain. Aku khawatir jumlah trombositnya merosot karena keesokannya harus periksa ke laboratorium lagi. Dan hasil lab yang ke 2 jumlah trombositnya sudah naik lagi.
Penyakit campak ini hanya bisa dicegah dengan vaksinasi. Buat teman-teman yang baca blog ini, mudah-mudahan informasi singkatnya bermanfaat terutama yang punya anak menjelang umur 12 tahun. Cus...cus lagi deh sama pak/bu dokter.